Makalah Etika Bisnis
PENDAHULUAN
Istilah
etika memiliki banyak makna berbeda. Ada yang menyebutkan bahwa etika adalah
semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu
sendiri. Pendapat lain menyebutkan bahwa etika adalah kajian moralitas.
Sedangkan moralitas adalah pedoman yang dimiliki individu atau kelompok
mengenai apa itu benar dan salah, atau baik dan jahat suatu perbuatan. Meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama
persis dengan moralitas. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan
utamanya adalah menentukan standar yang benar atau yang didukung oleh penalaran
yang baik, dan dengan demikian etika mencoba mencapai kesimpulan tentang moral
yang benar dan salah.
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan
aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam
institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis.
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan
ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada
orang-orang yang ada didalam organisasi. Sebenarnya banyak yang keberatan dengan penerapan standar
moral dalam aktivitas bisnis. Beberapa orang berpendapat bahwa orang yang
terlibat dalam bisnis hendaknya berfokus pada pencarian keuntungan financial
bisnis mereka saja dan tidak membuang-buang energy mereka atau sumber daya
perusahaan untuk melakukan pekerjaan baik yang sesuai dengan norma-norma yang
berlaku.
Maka dari itu, untuk mendalami materi ini, kami akan membahas beberapa hal
sebagai berikut:
1. Relevansi
Etika dan Bisnis
2. Pengertian
Etika Bisnis
3. Sasaran
dan Ruang Lingkup Etika Bisnis
4. Tingkatan
Etika Bisnis
5.
Prinsip-prinsip Etika Bisnis
PEMBAHASAN
1.
Relevansi
Etika dan Bisnis
Kata
“etika” yang secara etimologis berasal dari kata Yunani “ethos”, harafiah
berarti “adat kebiasaan,” “watak” atau “kelakuan manusia”. Sebagai suatu
istilah yang cukup banyak dipakai dalam hidup sehari-hari, kata tersebut
memiliki arti yang lebih luas dari sekedar arti etimologis-harafiah. Dalam
pemakaian sehari-hari, sekurang-kurangnya dapat dibedakan tiga arti kata
“etika.”
Arti
pertama adalah sebagai “sistem nilai.” Kata “etika” di sini berarti nilai-nilai
dan norma-norma moral yang menjadi pegangan hidup atau sebagai pedoman
penilaian baik-buruknya perilaku manusia, baik secara individual maupun sosial
dalam suatu masyarakat. Arti pertama ini misalnya dipakai dalam “Etika Jawa”, “Etika
Protestan” dsb.
Arti
yang kedua adalah “kode etik”; maksudnya adalah sebagai kumpulan norma dan
nilai moral yang wajib diperhatikan oleh pemegang profesi tertentu. Sebagai
contoh misalnya pemakaian dalam istilah “Etika Rumah Sakit,” “Etika Jurnalistik.”
Arti
ketiga, dan yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah ilmu yang melakukan
refleksi kritis dan sistematis tentang moralitas. Etika dalam arti ini sama
dengan filsafat moral. Secara etimologis, kata “etika” sebenarnya sama dengan
kata “moral.” Kata “moral” berasal dari akar kata Latin “mos” – “moris” yang
sama dengan kata “etika” dalam bahasa Yunani, berarti “adat kebiasaan.” Sebagai
istilah, keduanya kadang dibedakan. Istilah “etika” dipakai untuk menyebut ilmu
dan prinsip-prinsip dasar penilaian baik-buruknya perilaku manusia. Sedangkan
istilah “moral” untuk menyebut aturan dan norma yang lebih konkret bagi
penilaian baik-buruknya perilaku manusia.
Dalam
dunia Bisnis yang telah lama dijangkiti berbagai mitos antara lain bisnis
immoral, bisnis amoral, bisnis sebagai maksimalisasi keuntungan dan bisnis
sebagai permainan. Mitos-mitos tersebut jelas mau memisahkan bisnis dari etika,
padahal adanya bisnis sudah pasti mengasumsikan adanya etika. Karena etika
merupakan alat bagi para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis mereka dengan
lebih bertanggung jawab secara moral. Para pemilik perusahaan
mengharapkan bahkan menuntut para karyawannya bekerja dengan baik sesuai dengan
perjanjian kerja yang telah disepakati, agar tidak merugikan perusahaan. Para
pemilik perusahaan juga mengharapkan agar relasi bisnis mereka tidak menipu dan
bekerja sesuai dengan perjanjian kerjasama yang telah disepakati. Sebaliknya,
para pemilik perusahaan sendiri mengikat dirinya untuk bertindak adil terhadap
para karyawannya, dengan memberikan gaji yang seharusnya menjadi milik para
karyawan. Para pemilik perusahaan juga mengikat dirinya agar menjalankan bisnis
mereka dengan baik dan tidak berbuat curang kepada relasi bisnis mereka.
Dalam
era globalisasi, yang ditunjang oleh pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan
informasi seperti sekarang ini, kita antara lain dihadapkan pada kenyataan
adanya kemajemukan pandangan moral dan terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam
masyarakat. Mana di antara berbagai pandangan moral yang beredar dalam
masyarakat (melalui buku, media massa dan pergaulan sosial yang semakin meluas)
itu yang memang benar dan layak diikuti? Bagaimana kita semestinya menyikapi
pergeseran nilai-nilai yang terjadi? Etika sebagai upaya rasional untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan pertanyaan-pertanyaan lain yang
sejenis, dapat membantu memperoleh orientasi dalam hidup dan menentukan pilihan
secara bijaksana. Etika dapat membantu menentukan dan mempertanggungjawabkan
secara rasional pendirian moral seseorang dan sekelompok orang bersama-sama
dalam suatu masyarakat.
Dalam
bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang
profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja
dalam bisnis, manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis
dan etos bisnis yang baik. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,
kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan
etis.
2. Pengertian Etika Bisnis
Etika
berasal dari dari kata Yunani Ethos (Jamak - ta etha), berarti adatistiadat.
Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada lingkungan maupunpada
suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai,tatacara hidup yg baik,
aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dandiwariskan dari satu
orang ke orang yang lain atau dari satu generasi kegenerasi yg lain.
Etika
bisnis adalah cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan
meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati
kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika
Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang
profesional.
Ø PENGERTIAN
ETIKA BISNIS MENURUT PARA AHLI
·
Velasques(2002), etika bisnis merupakan studi
yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi dan perilaku bisnis.
·
Menurut Hill dan Jones(1998), menyatakan bahwa etika
bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna
memberikan pembekalan kepada setiap pemimpinperusahaan ketika mempertimbangkan
untuk mengambil keputusan strategis yang terkaitdengan masalah moral yang kompleks.
Lebih jauh ia mengatakan Sebagian besar dari kita sudah memiliki rasa yang baik
dari apa yang benar dan apa yang salah, kita sudah tahu bahwa salah satu untuk
mengambil tindakan yang menempatkan resiko kehidupan yang lain.”).
·
Menurut Steade et al (1984 : 701), dalam bukunya
”Business, Its Natura and Environment An Introduction” Etika bisnis adalah
standar etika yangberkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.”.
Ø Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku
etika bisnis, yaitu:
·
Utilitarian Approach : setiap
tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak
seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
·
Individual Rights Approach :
setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus
dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila
diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
·
Justice Approach : para pembuat
keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.
3.
Sasaran
dan Ruang Lingkup Etika Bisnis
Setelah melihat penting dan
relevansi etika bisnis ada baiknya jika kita tinjau lebih lanjut apa saja
sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan ruang lingkup pokok
etika bisnis di sini, yaitu:
a.
Etika
bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika
bisnis pertama-tama bertujuan untuk menghimbau para pelaku bisnis untuk
menjalankan bisnis secara baik dan etis.
b. Menyadarkan masyarakat, khususnya
konsumen, buruh, atau karyawan dan masyarakatluas pemilik aset umum semacam
lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar
oleh praktek bisnis siapa pun juga. Pada tingkat ini, etika bisnis berfungsi
untuk menggugah masyarakat untuk bertindak menuntut para pelaku bisnis untuk
berbisnis secara baik demi terjaminnya hak dan kepentingan masyarakat tersebut.
Etik bisnis mengajak masyarakat luas, entah sebagai kartawan, konsumen, atau
pemakai aset umum lainnya yan gberkaitan dengan kegiatan bisnis, untuk sadar
dan berjuang menuntut haknya atau paling kurang agar hak dan kepentingannya
tidak dirugikan oleh kegiatan bisnis pihak mana pun.
c. Etika bisnis juga berbicara
mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek
bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat makro, yang karena itu
barang kali lebih tepat disebut etika ekonomi. Dalam lingkup makro semacam ini,
etika bisnis berbicara mengenai monopoli, oligopoli, kolusi, dan
praktek-praktek semacamnya yang akan sangatmempengaruhi tidak saja sehat
tidaknya suatu ekonomi melainkan juga baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah
negara.
4.
Tingkatan
Etika Bisnis
Weiss(1995:9) mengutip
pendapat Carroll( 1989) membahas lima tingkatan etika bisnis, yaitu individual,
organisasional, asosiasi, masyarakat, dan internasional.
a.
Tingkat
individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai rekening
pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di tempat
kerja, menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui
perintah atasan. Jika masalah etis hanya terbatas pada tanggung jawab
individual, maka seseorang harus memeriksa motif dan standar etikanya sebelum
mengambil keputusan.
b. Tingkat organisasional,
masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok orang ditekan untuk
mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sejawat demi
kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh
melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
c. Tingkat asosiasi, seorang
akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer harus melihat anggaran dasar
atau kode etik organisasi profresinya sebagai pedoman sebelum ia memberikan
saran pada kliennya.
d. Tingkat masyarakat, hukum,
norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan yang dapat diterima secara
sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua negara. Oleh karena itu,
kita perlu berkonsultasi dengan orang atu badan yang dapat dipercaya sebelum
melakukan kegiatan bisnis di negara lain.
e. Tingkat internasional,
masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk dipecahkan karena faktor
nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan. Oleh karena itu,
konstitusi, hukum, dan kebiasaan perlu dipahami dengan baik sebelum seesorang
mengambil keputusan.
5.
Prinsip-prinsip
Etika Bisnis
Keraf (1994:71-75)
menyebutkan terdapat lima prinsip etika bisnis yaitu:
a. Prinsip Otonomi. Otonomi
adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan kesadarannya
sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan mengambil
keputusan dan bertindak menurut keputusan itu. Otonomi juga mengandaikan adanya
tanggung jawab. Dalam dunia bisnis, tanggung jawab seseorang meliputi tanggung
jawab terhadap dirinya sendiri, pemilik perusahaan, konsumen, pemerintah, dan
masyarakat.
b. Prinsip Kejujuran. Prinsip
kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau kontrak, mutu barang
atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam perusahaan. Prinsip ini
paling problematik karena masih banyak pelaku bisnis melakukan penipuan.
c. Prinsip Tidak Berbuat Jahat
dan Berbuat Baik. Prinsip ini mengarahkan agar kita secara aktif dan maksimal
berbuat baik atau menguntungkan orang lain, dan apabila hal itu tidak bisa
dilakukan, kita minimal tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain atau
mitra bisnis.
d. Prinsip Keadilan. Prinsip
ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak seseorang di mana
prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
e. Prinsip Hormat Pada Diri
Sendiri. Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan seseorang sebagaimana
kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan orang lain sebagaimana
kita tidak ingin diperlakukan.
PENUTUP
Kesimpulan dari masing – masing materi
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Relevansi Etika dan Bisnis
Dalam bisnis modern,
para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya.
Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis, manajerial
dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang
baik. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat, kepercayaan konsumen dijaga
dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
2. Pengertian Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat.
3. Sasaran dan Ruang Lingkup Etika Bisnis
·
Etika
bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis.
·
Menyadarkan
masyarakat, khususnya konsumen, buruh, atau karyawan dan masyarakatluas pemilik
aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak
boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapa pun juga.
·
Etika
bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini, etika bisnis lebih bersifat
makro, yang karena itu barang kali lebih tepat disebut etika ekonomi.
4. Tingkatan Etika Bisnis
·
Tingkat
individual, menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai rekening
pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di tempat
kerja, menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui
perintah atasan.
·
Tingkat
organisasional, masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok orang
ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sejawat
demi kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh
melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.
·
Tingkat
asosiasi, seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer harus
melihat anggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai pedoman
sebelum ia memberikan saran pada kliennya.
·
Tingkat
masyarakat, hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan yang dapat
diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua negara.
·
Tingkat
internasional, masalah-msalah etis menjadi lebih rumit untuk dipecahkan karena
faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan.
5. Prinsip-prinsip Etika Bisnis
·
Prinsip
Otonomi. Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk bertindak berdasarkan
kesadarannya sendiri. Bertindak secara otonom mengandaikan adanya kebebasan
mengambil keputusan dan bertindak menurut keputusan itu.
·
Prinsip
Kejujuran. Prinsip kejujuran meliputi pemenuhan syarat-syarat perjanjian atau
kontrak, mutu barang atau jasa yang ditawarkan, dan hubungan kerja dalam
perusahaan.
·
Prinsip
Tidak Berbuat Jahat dan Berbuat Baik. Prinsip ini mengarahkan agar kita secara
aktif dan maksimal berbuat baik atau menguntungkan orang lain.
·
Prinsip
Keadilan. Prinsip ini menuntut agar kita memberikan apa yang menjadi hak
seseorang di mana prestasi dibalas dengan kontra prestasi yang sama nilainya.
·
Prinsip
Hormat Pada Diri Sendiri. Prinsip ini mengarahkan agar kita memperlakukan
seseorang sebagaimana kita ingin diperlakukan dan tidak akan memperlakukan
orang lain sebagaimana kita tidak ingin diperlakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Buchari
Alma (2009). Pengantar Bisnis: Etika Bisnis. Jakarta: Alfabeta.